(wartaislam.com) Jakarta – Pengangkatan Sri Mulyani menjadi Managing Director Bank Dunia dinilai sebagai usaha pemerintah agar tidak kehilangan muka. Menkeu tak mau mundur begitu saja akibat skandal Century.
Arif Budimanta, anggota Komisi XI DPR dari Fraksi Partai Demokrasi Perjuangan (FPDIP) mengungkapkan, dugaannya itu. Pasalnya, pengangkatan bersamaan dengan proses hukum skandal Century senilai Rp6,7 triliun yang melibatkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam kapasitasnya sebagai ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) saat itu.
Pemerintah dan Bank Dunia, lanjutnya, harus menjelaskan persoalan ini kepada publik, siapa saja pihak yang melakukan lobi intensif sehingga Sri Mulyani diusulkan menjadi managing director di World Bank. “Sebab, tidak mungkin, Robert B Zoellick, presiden Bank Dunia mengusulkan langsung,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Rabu (5/5).
Arif memastikan ada kelompok lobi, grup panel dan orang-orang yang mengusulkan nama Sri Mulyani. Dari sinilah bisa dilihat, pengangkatan ini sebagai suatu usaha agar pemerintah tidak kehilangan muka.
Seperti diketahui, Presiden Bank Dunia, Robert Zoellick melamar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjadi Managing Director Bank Dunia per 1 Juni 2010. Sri Mulyani akan menggantikan Juan Jose Daboub, yang akan habis masa kerjanya per 30 Juni 2010. Sri Mulyani akan berperan memperkuat dukungan dan implementasi reformasi Bank Dunia.
"Dia memiliki kemampuan yang unik dan pengalaman di Grup Bank Dunia, dari suatu titik yang menguntungkan dari negara berpendapatan menengah yang masih menghadapi tantangan kemiskinan signifikan," ujar Zoellick seperti dikutip Reuters, Rabu (5/5).
Lebih jauh, Arif Budimanta mengatakan, pengangkatan Sri Mulyani juga merupakan skenario besar dari grup yang menganut neoliberalisme (Washington Consensus) untuk menyelamatkan kader-kader terbaiknya termasuk Sri Mulyani Indrawati. “Ini bagian penyelamatan grup neolib di Indonesia,” ucapnya.
Sebab, selama ini kebijakan ekonomi Indonesia diintervensi ideologi-ideologi neolib. Itulah menurutnya, mengapa Bank Dunia menjatuhkan pilihannya pada Sri Mulyani. Padahal, banyak ekonom-ekonom ternama di dunia. “Ini penting diketahui!” tukasnya.
Karena itu, Arif mengharapkan, pemerintah tidak gelap mata hanya gara-gara Sri Mulyani menjadi managing director di World Bank. Ia menekankan proses hukum atas Sri Mulyani tetap harus dilanjutkan. Sebab, tawaran dari World Bank dengan proses hukum terhadap kasus Century yang hingga saat ini masih terus berlangsung, merupakah dua hal yang berbeda.
Dia melihat, World Bank, tidak bisa mengintervensi masalah hukum ataupun proses-proses peradilan yang ada di Indonesia. “Karena itu, meski ini bisa dilihat sebagai sebuah penghormatan bagi anak bangsa, tapi semua itu berpulang ke presiden sendiri. Sebab, presidenlah yang mengangkat Sri Mulyani menjadi menteri Keuangan,” imbuhnya.
Arif berpendapat, pengangkatan Sri Mulyani sebenarnya merupakan beban moral bagi Sri Mulyani. Sebab, Sri Mulyani sedang menjalani proses hukum di KPK terkait keterlibatannya dalam skandal Century. “Karena itu, akan lebih arif dan bijaksana apabila proses hukum ini diselesaikan hingga tuntas,” tuturnya.
Sekjen Tranparansi Internasional Indonesia, Teten Masduki menilai, terpilihnya Sri Mulyani menjadi salah satu dari tiga managing director World Bank sebagai upaya menghindar dari proses hukum atas skandal Century. Menurutnya, pengangkatan itu terjadi di tengah pemeriksaan Bank Century yang mundur. Ia menafsirkan Sri Mulyani menghindari proses hukum.
Namun, mantan Koordinator ICW itu mengaku tidak khawatir jika proses pemeriksaan terhadap Sri Mulyani tetap berjalan di jalur hukum. “Sebaliknya saya khawatir jika berjalan di jalur politik. Sebab, hal ini akan menjadi komoditas dan kompromi para elit politik,” pungkasnya.
Komentar :
Posting Komentar